MasyaAllah.. burung pun bersujud..Subhanallah!
Manusia, kerapkali dihinggapi rasa angkuh
dalam dadanya. Merasa berada di atas langit, pada hal kaki masih menyentuh bumi. Pada hal
lemah, itu sifat asal manusia. Manusia tidak akan mampu hidup jika bersendirian. Betapapun hebatnya manusia, dia tetap saja memerlukan huluran tangan orang
lain. Allah tahu, manusia memiliki potensi angkuh di hatinya. Maka, Dia suruh
manusia untuk sujud, setidak-tidaknya 34 kali dalam sehari.
Dalam sejarahnya, iblis merupakan makhluk
yang menolak perintah Allah untuk sujud. Iblis merasa bahwa dia lebih baik
daripada Adam. Menurut iblis, tanah lebih hina daripada api. Tanah memang
merupakan tempat berpijak. Tanah diinjak dengan kaki-kaki kita. Namun begitu tanah tak
meleleh bila dibakar api. Sedangkan api, mati jika ditimbus dengan tanah. Iblis angkuh,
oleh sebab iitulah dia diusir daripada syurga.
Terdapat banyak makna dalam gerakan sujud. Logik menyatakan, sujud merendahkan manusia. Itu memang benar. Harga diri kita merasa
rendah ketika sujud. Dalam
solat, sujud memberi makna yang mendalam. Kita merendah pada Yang Maha Berkuasa.
Pada saat itulah, kita merasa berada dekat dengan-Nya. Bahagia menghinakan diri
di hadapan Yang Maha Mulia. Tak lupa memanjatkan doa. Memohon kemaslahatan hidup
di dunia dan di akhirat.
Keangkuhan banyak menyelimuti diri manusia.
Akalnya yang cerdas, menyebabkan manusia seringkali memandang orang lain
sebelah mata. Silau dengan gelaran akademik yang demikian panjang. Terlena dengan
berada di puncak pendidikan tinggi. Hanyut dalam kekuasaan yang begitu besar
dan kekayaan yang melimpah. Orang lain pun diremehkan. Selalu memandang
pendapatnya sahaja yang paling benar. Menganggap dirinya yang paling kuat. Pada hal
manusia dilingkupi kelemahan, kesalahan, dan lupa. Tanpa disedarinya, dia telah
menolak kebenaran. Terjebaklah dia dalam keangkuhan.
Tenaga manusia terbatas, demikian juga
akalnya. Mengapa manusia harus angkuh. Manusia sangatlah kecil. Tenaga manusia
pun tak seberapa. Manusia perlu berhenti sejenak di saat kepenatan. Aktiviti begitu
padat. Sejak pagi hingga petang, manusia disibukkan dengan pekerjaan. Stamina
tercurah sehingga manusia memerlukan istirihat. Manusia perlu tidur. Saat terbangun,
manusia kembali angkuh. Pada hal dirinya terbatas.
Menghayati Kekuatan Alam
Banyak makhluk Allah yang begitu
mengagumkan di dunia ini. Gunung-gunung yang besar dan tinggi menjulang,
sungguh sangatlah mengagumkan. Membuat hati berasa kagum. Ingin rasanya
berdiri di atas puncaknya. Terangsang dengan adrenalin, merasai cabaran yang
telah tersedia. Mengembara dengan hawa dingin dan jalan yang curam.
Kepenatan justeru memberikan kepuasan. Ketegangan pun hilang, di saat kita berdiri
gagah di puncak tertinggi. Bahagia kerana dapat menaklukkan ketinggian. Berteriak dengan
suara nyaring, takjub suara bersahut-sahutan. Sambil menikmati pemandangan yang
luar biasa. Gunung adalah makhluk Allah yang gagah. Besar, kukuh, dan tinggi menembus
awan. Tidak angkuh, sentiasa bertasbih kepada-Nya. Gunung-gunung itu tunduk
pada perintah Allah. Kini menjadi pasak agar bumi stabil. Namun pada hari akhirat,
gunung-ganang hancur dan berterbangan seperti kapas.
Pantai begitu indah di saat cerah. Di sana
berhembus angin sepoi-sepoi. Daun-daun pun dengan eloknya melambai-lambai.
Langit biru begitu luas menghiasi. Hamparan pasir putih sejauh mata memandang.
Garis pantai memisahkan laut dan daratan. Di bibir pantai itu, berdeburan
ombak-ombak. Terus bergulungan siang dan malam. Tak pernah berhenti, walaupun
sedetik. Pantai dibuatnya tak berdaya. Tiap deburannya menyeret pasir-pasir ke
lautan. Ombak terlalu perkasa. Hakisan tak dapat dihindari. Hentamannya begitu
kuat memangsa daratan. Sepanjang waktu selalu begitu. Terlalu kuat, tak dapat dihentikan. Ombak pun makhluk Allah. Tidak angkuh, selalu bertasbih
kepada-Nya.
Laut mendominasi permukaan bumi. Jutaan
species ikan tersedia di dalamnya. Menjadi sumber penghidupan para nelayan.
Perahu-perahu bebas berlayar dipermukaannya. Pemandangannya indah, memanjakan
mata. Ada kalanya laut yang tenang berubah menjadi ganas. Pada saat itulah, laut berubah menjadi makhluk yang menakutkan. Kapal-kapal, tak peduli betapapun
besarnya, siap untuk ditelannya. Tenggelam, bersemayam di dasar laut. Arus
bawahnya pun bisa meremukkan kapal selam. Laut, makhluk Allah. Tidaklah angkuh.
Laut berubah menjadi ganas kerana mengikuti kehendak Allah. Laut selalu patuh
kepada-Nya.
Waktu kecil, kita senang sekali dapat menaikkan layang-layang. Angin selalu diharapkan kedatangannya agar memudahkan
layang-layang terbang tinggi. Kincir-kincir pun berputar. Memanfaatkan tenaga
angin untuk menghasilkan letrik. Angin memberi keuntungan yang begitu banyak.
Kecepatan angin boleh berubah dahsyat menjadikan taufan. Pusarannya
memporak-porandakan keadaan di sekitarnya. Manusia pun tak sanggup
menghentikannya. Manusia hanya boleh berharap angin segera pulih, kembali normal seperti biasa. Angin kadang-kadang mengorbankan jiwa. Tanpa peduli siapapun
dia. Angin adalah makhluk Allah. Tidak angkuh, berubah kekuatannya karena
kehendak-Nya.
Gunung, ombak, laut, dan angin semuanya
adalah makhluk Allah. Mereka semuanya bertasbih kepada Allah. Berubah menjadi
dahsyat kerana menurut kehendak-Nya. Manusia pun makhluk Allah. Namun kadang-kadang ada
sedikit noktah keangkuhan dalam jiwanya. Tidak mau tunduk pada perintah Allah.
Derhaka terhadap Al-Quran dan sunnah nabi-Nya. Manusia angkuh telah mengubah
hukum Allah dengan hukum buatannya sendiri. Angkuh menganggap hukum Allah tidak
sesuai dengan konteks realitasi semasa. Manusia angkuh menganggap
dirinya lebih tahu daripada Allah. Membuang syari’at Allah kerana dianggap hukum dan syari’at Allah itu kejam.
Manusia merasa lebih tahu atas maslahat bagi dirinya. Lagi-lagi manusia
terjebak dalam keangkuhan.
Berlepas daripada Keangkuhan
Keangkuhan telah banyak menjerumuskan
manusia pada kehancuran. Allah mengubur Qarun dan hartanya ke dalam bumi karena
Qarun angkuh. Merasa dirinya luar biasa, lupa akan kurnia dan rahmat Allah.
Begitu juga dengan Fir’aun. Fir’aun ditenggelamkan oleh Allah kerana menganggap
dirinya Tuhan yang paling tinggi. Kekuasaan yang luas, dan kekuatan
yang besar telah membuat Fir’aun terpedaya. Allah murka, maka Fir’aun
ditenggelamkan ke dalam lautan.
Romawi merupakan empayar yang hampir
menguasai majoriti bumi. Bangsa yang ditakuti. Tenteranya gagah berani. Namun
kesombongan telah menghinggapi. Hancurlah Romawi hingga tak tersisa lagi.
Pada masa awal terjadinya Perang Dunia II, bangsa Jerman sangatlah ditakuti.
Di bawah kekuasaan Hitler, Jerman berusaha bangkit daripada kemusnahan. Membalas
kekalahan pada masa Perang Dunia I. Jerman dengan secepat kilat hampir
menguasai Eropah. Pranchis, Ceko, Austria, dan Poland dibuat tak berdaya.
Kehebatan Jerman bahkan membuat Stalin ketakutan. Moscow hampir ditaklukkan.
Namun Hitler angkuh. Idealisme ultranasionalis mengakar kuat didada Hitler. Dia
merasa ras Arya sebagai ras yang paling mulia. Menganggap Jerman adalah bangsa
terbaik. Di akhir masa Perang Dunia II, Jerman dipukul mundur oleh United Soviet
dan Sekutu. Jerman kalah telak. Hitler yang sempat berkuasa, kini terjepit.
Terjepit dengan dua kekuatan besar, United Soviet dan Sekutu. Hitler tak sanggup menahan
malu. Dia pun mati bunuh diri. Hitler angkuh. Jerman akhirnya dibelah menjadi
dua, Jerman Barat dan Jerman Timur.
Demikian besar dampak keangkuhan, tidak
sekadar membinasakan individu, bahkan melenyapkan sebuah peradaban. Allah murka
pada orang-orang yang angkuh. Keangkuhan menghilangkan penghambaan yang sejati.
Penghambaan hanya sempurna jika hati kita dihinggapi perasaan rendah diri.
Merasa rendah di hadapan Ilahi. Kesedaran akan lemahnya diri memang sangat
penting. Dengan begitu, kesempatan untuk dihinggapi keangkuhan tidak akan
terjadi.
Akal kita terbatas, ilmu kita pun sedikit.
Kita tidak mungkin menguasai semua ilmu yang ada di dunia ini. Seorang raja pun
demikian. Kekuasaan dan kekuatannya terbatas. Manusia harus menyedari bahawa
dirinya terbatas. Oleh kerana itu, manusia tak pantas untuk angkuh.
Wallahu
a’lam
dengan sedikit edit ke dalam Bahasa Melayu
No comments:
Post a Comment